YAYASAN BAITURRIDWAN SUKAGALIH
MUKADIMAH
Segala
puji bagi Allah SWT, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya dan
memohon ampunan-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan nafsu
kita dan dari keburukan amal perbuatan kita,.Segala
puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi
dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Shalawat yang paling indah dan salam yang paling sempurna semoga dilimpahkan kepada Nabi dan Tauladan kita yang mengatakan:
إن الله اتخذني خليلا كما اتخذ إبراهيم
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah menjadikan ku sebagai Khalil (kekasih-Nya)
sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim (sebagai khalil)”
Sholawat
dan salam kita curahkan hanya kepada junjungan kita Nabi besar kita
Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga hingga kepada kita selaku
umatnya yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan
perintah-perintahNya…….amiiin
LATAR BELAKANG
Yayasan Sosial dan Pendidikan Baiturridwan Sukagalih, sebuah yayasan yang komitmen terhadap Sosial dan Pendidikan berdasarkan aqidah Islam, semoga Allah meridhai kepada kita dalam memperjuangkan hak-hak manusia, yayasan ini berdiri pada tanggal 9 April 2009 melalui Akte Notaris dan tercatat di Pengadilan Negeri
Keadaan Masyarakat muslimin di Indonesia yang banyak terpuruk dalam ekonomi, (Kemiskinan ), krisis social dan lemahnya kualitas SDM melatar belakangi berdirinya Yayasan Baiturridwan .dan Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Yayasan Baiturridwan Sukagalih turut
bertanggung jawab untuk membantu mencerdaskan bangsa, memperbaiki
aqidah dan akhlak masyarakat serta berusaha mengentaskan mereka dari
keterpurukan yang dialami.
TUJUAN
Yayasan ini bermaksud dan bertujuan merealisasikan apa-apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, diantaranya saling
tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa, guna mencapai kehidupan
lahir dan bathin yang layak bagi manusia terutama masyarakat Islam di
dalam arti yang seluas-luasnya untuk meraih Ridho Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Yayasan Baiturridwan Sukagalih mengelola
secara maksimal beragam sumber daya bagi kepentingan dakwah,
pendidikan,ekonomi, kesehatan dan sosial, antara lain melalui :
penyebaran ilmu dan pengetahuan Islam, pemberdayaan potensi lembaga
pendidikan dan SDM pendidik, pelayanan kesehatan, pengembangan ekonomi
serta kegiatan social( Bantuan Penanggulangan Pasca Bencana, Panti
asuhan, Anak asuh, Pembinaan aqidah kepada anak-anak Jalanan dan lainnya
)
Agar berbagai kegiatan tersebut berjalan lancar dan baik, Yayasan membentuk lima Departemen, yaitu:
1. Departemen Ekonomi
2. Departemen Pendidikan
3. Departemen Wakaf
4. Departemen Dakwah
5. Departemen sosial dan kesejahteraan
ASAS DAN PRINSIP
Yayasan
Baiturridwan Sukagalih berasaskan Islam, beraqidah sunnah wal jama’ah
dengan mengikuti pemahaman para salaful ummah, dan berpendapat bahwa
mereka adalah golongan yang paling mengerti dan memahami Islam.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam telah bersaksi terhadap hal tersebut
sebagaimana disebutkan dalam hadits Imran bin Hushain radhiallahu 'anhu,
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,"Sebaik-baik generasi adalah generasiku, disusul generasi
setelahnya, disusul oleh generasi setelahnya." Imran radhiallahu 'anhu
berkata,"Saya tidak tahu pasti, beliau menyebutkan dua generasi
berikutnya -setelah generasinya- atau tiga generasi berikutnya."
(Lanjutan hadits) "Kemudian setelah itu muncul segolongan kaum yang
bersaksi tanpa diminta kesaksiannya, berkhianat dan tidak bisa
dipercaya, bernadzar dan tidak menunaikannya, dan tubuh-tubuh mereka
terlihat banyak dagingnya (gemuk, makan melebihi batas).” (HR.
Al-Bukhari, kitab keutamaan para shahabat).
Berdasarkan
hal tersebut, Yayasan Baiturridwan sukagalih menolak fanatisme hizbiyah
(kelompok dan golongan) yang menyelisihi para salaful ummah dan membuat
kaum muslimin terpecah-belah menjadi beberapa golongan. Berdalih dengan
pembaharuan dan perkembangan zaman, mereka meninggalkan manhaj salaful
ummah sehingga niat mereka menjadi rusak. Hawa nafsu telah memasuki diri
mereka dan wala’ (loyalitas) kepada Allah telah berubah menjadi wala'
kepada fanatisme golongannya.
Hal
di atas terjadi tidak lain karena semangat kembali kepada Al-Qur’an dan
As-Sunnah semata-mata didasarkan atas persepsi mereka sendiri. Padahal
Allah Ta’ala berfirman,“Dan berpegang teguhlah (kalian semua) kepada
tali Allah dan janganlah bercerai-berai.” (Ali Imran: 103).
DALAM BERHUBUNGAN DENGAN LEMBAGA-LEMBAGA DAN YAYASAN-YAYASAN ISLAM
Yayasan
berpendapat bahwa menjalin hubungan baik dan kerjasama antara Yayasan
dengan lembaga-lembaga dan yayasan-yayasan Islam lainnya di lapangan adalah
sebuah keharusan yang mesti dijalani selama tidak keluar dari jalur
Islam yang mengeluarkan dari keIslaman, atau selama tidak menyimpang di
dalam masalah agama yang telah qath’i yang tidak menerima adanya ijtihad
di dalamnya. Dengan demikian berwala’ (loyalitas) dan berbara' (sikap
berlepas diri) senantiasa terukur sesuai dengan tingkat kedekatan dan
kejauhannya dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Yayasan
bekerja sama dengan lembaga-lembaga atau yayasan-yayasan lain yang
berjalan di atas dasar aqidah salaful ummah ahlussunnah wal
jama’ah.dengan penuh rasa tanggung jawab kepada sesama manusia, Yayasan berusaha dengan kemampuan yang ada membantu menjalin kerjasama dengan mereka.
Sedangkan
bagi yayasan-yayasan atau lembaga-lembaga yang melakukan suatu
kelalaian, kesalahan atau mempunyai ijtihad yang salah, yang tidak
membuat keluar dari keislaman, maka Yayasan menasehati mereka dengan
tulisan maupun lisan, mendoakan mereka agar Allah subhanahu wa ta\'ala
memberikan hidayah-Nya serta agar mereka segera kembali ke jalan yang
benar. Yayasan menawarkan kepada mereka aqidah salaful ummah ahlussunnah
wal jama’ah melalui berbagai program pendidikan dan dakwah yang ada,
seperti materi-materi dirasah, pelatihan ilmiah dan sebagainya kepada
para utusannya, agar kembali merujuk kepada kebenaran. Bila mereka
menerima, maka hal itu sudah menjadi kewajiban mereka dan sesuai dengan
apa yang diinginkan Yayasan.
Namun
apabila mereka menolak dan enggan setelah dinasehati, maka Yayasan akan
menghentikan hubungan kerjasama dengan mereka hingga mereka kembali
kepada aqidah salaful ummah ahlussunnah wal jama’ah. Sedangkan sikap
membuka aib dan mencela mereka bukanlah manhaj Yayasan karena tindakan
tersebut bukan berasal dari petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dan bukan pula teladan dari para salaful ummah.
YAYASAN DALAM BERHUBUNGAN DENGAN ORANG-ORANG PEMERINTAHAN TERMASUK PENGAMBIL KEPUTUSAN DAN ULAMA YANG BERADA DI DALAMNYA.
Yayasan memperlakukan mereka berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta'ala,
“ Wahai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rosul dan ulil amri di antaramu. Maka jika terjadi perbedaan tentang sesuatu, maka kembalikanlah (selesaikanlah) tentang hal itu kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul-Nya (As Sunnah), jika engkau benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir...” (QS. An Nisaa\' : 59)
“ Wahai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rosul dan ulil amri di antaramu. Maka jika terjadi perbedaan tentang sesuatu, maka kembalikanlah (selesaikanlah) tentang hal itu kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul-Nya (As Sunnah), jika engkau benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir...” (QS. An Nisaa\' : 59)
Dan
berpegang dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits
beliau yang diriwayatkan oleh Umar radhiyallohu anhu, ia
berkata,"Hendaklah mendengar dan taat kepada seorang muslim, baik suka
maupun tidak, selama tidak diperintahkan untuk berbuat maksiat. Apabila
diperintahkan untuk berbuat kemaksiatan, maka tidak boleh mendengar dan
mentaatinya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Yayasan
menyikapi mereka berdasarkan dhahir (apa yang tampak), mendoakan mereka
dan memperlakukan mereka berdasarkan nasehat, sebagaimana telah
digariskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam hadits
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Sallam bersabda, "Agama adalah nasehat." Para shahabat berkata, "Bagi
siapa nasehat itu wahai Rasulullah ?" Beliau berkata, "Bagi Allah
subhanahu wa ta'ala, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin kaum
muslimin dan orang-orang awam." (HR. An-Nasaa'i dalam kitab Al-Bai'ah
dan dishahihkan oleh Al-Albani).
PENUTUP
Sebagai
penutup, Yayasan senantiasa berusaha untuk berbuat yang benar dan
menjauhi kesalahan. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang tidak
membebani kita sekalian dengan perbuatan yang kita tidak mampu
melaksanakannya. Allah berfirman,” Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah : 286)
Nabi
Shalllallahu 'alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Amr bin
al 'Ash radhiallahu ‘anhu bahwasanya ia mendengar beliau Shalllallahu
'alaihi wa Sallam bersabda, "Jika seorang hakim memutuskan suatu
perkara, dan ia berijtihad dan benar dalam keputusannya, maka baginya
dua pahala, apabila ia memutuskan perkara dan berijtihad, namun ia salah
dalam keputusannya, maka baginya satu pahala.\" (HR. Al-Bukhari dalam
kitab Al' I'tisham bil Kitab was Sunnah).
Yayasan
senantiasa membuka pintu bagi setiap orang yang menginginkan kebaikan
bagi umat Islam dan bagi para da'i serta senantiasa menasehati baik
secara lisan maupun tulisan.dan selalu membuka diri dari setiap insyan
yang meminta pertolongan baik dari bidang ekonomi, social, pendidikan
dan kesehatan.
Hanya
Allah saja pemberi petunjuk ke jalan yang lurus. Shalawat dan salam
senantiasa terlimpahkan atas nabi kita Muhammad, keluarganya dan para
shahabat seluruhnya.
Garapan kerja tiap majelis/departemen/bidang/divisi
A. Ekonomi
- Pengembangan wirausaha
- Bantuan permodalan
- Pembinaan UKM
- Menciptakan peluang kerja kedalam dan keluar
B. Wakaf dan kehartabendaan
- Pembangunan Masjid dan Madrasah
- Pendataan asset tanah dan bangunan milik yayasan
- Pendataan infentaris milik yayasan
- Pengelolaan dan penyaluran ZIS, pengurusan hewan Qurban
- Penyelesaian surat-surat tanah dan bangunan milik yayasan
C. Sosial dan kesejahteraan
- Pendataan dan penyantunan
a. Anak Asuh berjumlah 20 Anak
b. Rumah Panti sosial ( Anak Yatim-Piatu)
c. Panti jompo
- Pengelolaan dan penyaluran bantuan penanggulangan pasca bencana
- pelayanan kesehatan masyarakat
- pembinaan dan pendataan kaum dhuafa
- Pengelolaan Rumah Singgah ( Pembinaan akhlak anak-anak jalanan)
D. Pendidikan
-. Pendidikan formal
- Pendidikan non formal
a. Pengajian anak-anak (pengadaan dan operasional )
b. Seminar-seminar
c. Bedah buku
d. diskusi
E.Dakwah
- pembinaan majelis ta’lim
- pembinaan DKM, Remaja masjid
- mendirikan dan mengelola madrasah
- penerbitan bulletin mingguan
- pengkaderan mubaligh / mubalighoh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar